Malili Diguncang Gempa 4,2 SR, Warga Panik Keluar Rumah

LUTIM,sarambang.id – Gempabumi (Magnitudo) 4,2 membuat warga Malili, Luwu Timur berhamburan hingga keluar dari rumah, Minggu 12/11/23, Malam.

Peristiwa tersebut dibenarkan oleh salahsatu warga Malili, Dian (24) yang mengatakan bahwa dirinya kaget dan panik dan sontak meninggalkan rumahnya saat gempa terjadi.

Berdasarkan informasi dari akun resmi BMKG, pusat gempa tercatat berlokasi 12 kilometer Timur Laut Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dengan kedalaman 10 kilometer.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat guncangan ini terjadi di koordinat 2.47 lintang selatan dan 121.19 bujur timur. Meskipun gempa terjadi di bawah permukaan laut, BMKG menyatakan bahwa guncangan ini belum berpotensi tsunami.

Menyikapi bencana alam dan non alam, Pemkab Luwu Timur telah membekali masyarakat dengan pengetahuan tentang mitigasi bencana termasuk gempabumi agar tidak menimbulkan kepanikan.

Sebelumnya Pemkab telahembuat Pelatihan Pencegahan dan Migitasi Bencana Tahun 2023 yang diselenggarakan BPBD Luwu Timur.

Hadir pada kesempatan ini, Kepala Dinas Sosial P3A, Sukarti, para kepala OPD, Camat Malili, kepala Kantor Daops Manggala Agni Sulawesi II Malili sebagai pemateri, Koordinator Pos Unit Siaga SAR Basarnas Kendari Wilaya Lutim, Jajaran BPBD, dan para peserta pelatihan.

Staf Ahli Pembangunan, Rapiuddin Tahir, menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada BPBD Lutim atas kesungguhan dan kerja keras dalam pengabdiannha demi kemanusiaan.

“Pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi dukungan pemerintah daerah, untuk secara bersama-sama meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana,” katanya.

Menurutnya, pelatihan terhadap pencegahan dan migitasi bencana ini, harus dengan pendekatan yang berpusat pada manusia berdasarkan prinsip keamanan manusia.

“Maka dari itu, kita harus meningkatkan kemampuan penanganan yang cepat, tepat, efektif, efisien dan terpadu guna mengurangi dampak serta resiko bencana,” tandasnya.

Rapiuddin berpesan, agar kegiatan ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dengan tingkat akuntabilitas yang tinggi dan betul-betul sesuai dengan tingkat kebutuhan pada saat terjadi tanggap darurat dan paaca bencana.

“Kepada para narasumber, terlebih khusus kepada Basarnas selaku lembaga yang memiliki kompetensi dalam melakukan tindakan penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana,” tutupnya.(*)