Sarambang.id – Memasuki hari ketiga pasca insiden kebocoran pipa minyak di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, PT Vale Indonesia Tbk kembali menegaskan komitmen untuk transparan dalam penanganan dampak lingkungan.
Namun hingga kini, data konkret terkait jumlah sawah dan luas lahan yang terdampak masih belum juga dipublikasikan.
Informasi yang beredar, PT Vale bersama tim yang dibentuk masih melakukan pendataan.
Lisye, Salah satu petani yang terkena dampak pencemaran akibat tumpahan minyak di Towuti justru mengatakan hingga saat ini (hari ketiga), belum ada tim dari PT Vale Indonesia yang datang melakukan pendataan ke petani terkait sawah dan lahan yang terdampak.
“Belum ada, sawah saya luasnya sekitar 1,38 Hektare” Beber Lisye, kepada sarambang.id, senin 25/08/25.
Lisye mengaku, hingga hari ini, sawah yang menjadi satu-satnya sumber penghasilannya itu masih dibiarkan menjadi kubangan minyak hitam yang pekat.
Baca Juga: https://sarambang.id/sawah-petani-di-towuti-terancam-tak-produktif-pt-vale-nodai-asta-cita-presiden/
Sementara, PT Vale Indonesia Tbk, dalam siaran persnya menegaskan, memasuki hari ketiga insiden kebocoran pipa minyak ini, perusahaan komitmen penuh untuk menangani situasi ini secara cepat, transparan, dan bertanggung jawab.
Sumber kebocoran telah berhasil diidentifikasi dan diisolasi, dan hingga saat ini seluruh tim teknis bekerja siang dan malam untuk menghentikan penyebaran aliran minyak sebagai prioritas utama.
Presiden Direktur PT Vale, Bernardus Irmanto, yang hadir langsung di lokasi, menekankan bahwa perusahaan menempatkan keselamatan masyarakat dan pemulihan lingkungan di atas segalanya.
“Kami memahami betapa berat situasi ini bagi masyarakat Towuti. Doa dan dukungan semua pihak sangat berarti bagi kami. Fokus utama kami adalah menghentikan penyebaran aliran minyak, dan kami bekerja bersama pemerintah daerah serta seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan langkah penanganan berjalan dengan cepat dan tepat. Dengan semangat gotong royong, kita percaya dapat melewati situasi ini bersama,” ujarnya.
PT Vale menyadari sepenuhnya bahwa masyarakat berhak mengetahui perkembangan penanganan yang sedang dilakukan. Karena itu, perusahaan membuka akses informasi secara berkala melalui posko pengaduan dan kanal resmi, serta menyusun laporan harian bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Timur untuk memastikan akuntabilitas publik.
Perusahaan juga terus berkoordinasi erat dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Towuti, BPBD, DLH, aparat kepolisian, TNI, serta seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk menerima kunjungan Inspektur Tambang dan tim dari Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen Gakkum KLHK) sebagai bentuk keterbukaan dan transparansi.
Posko pengaduan dan informasi resmi telah dibuka di Kantor Camat Towuti sebagai ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan kebutuhan maupun mendapatkan informasi langsung dari tim.
Selain fokus menghentikan penyebaran aliran minyak, PT Vale berkomitmen penuh untuk bertanggung jawab dalam melakukan pemulihan lingkungan secara menyeluruh dan menanggulangi dampak sosial yang ditimbulkan.
Dalam rilis resmi itu, PT Vale juga mengatakan upaya pemulihan ini akan dilakukan secara bertahap, mencakup rehabilitasi ekosistem di area terdampak, dukungan sosial-ekonomi bagi masyarakat, serta evaluasi dan penguatan sistem keamanan pipa agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Semua proses pemulihan akan dilakukan dalam koordinasi yang erat dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan pihak-pihak terkait, dengan prinsip transparansi serta akuntabilitas publik.
“Kami menyadari bahwa masih ada banyak pertanyaan yang belum dapat dijawab sepenuhnya saat ini. Namun, kami berkomitmen untuk menyampaikan perkembangan secara terbuka dan tepat waktu. Semua langkah kami akan berfokus pada keselamatan warga, pemulihan lingkungan, dan keberlanjutan kehidupan masyarakat Towuti,” tambah Endra Kusuma, Head of External Relations PT Vale. (Rif).
