Tingkatkan Kompetensi Nakes, RSUD I Lagaligo Gelar Interpretasi EKG

Sarambang.id – RSUD I Lagaligo Luwu Timur terus berupaya meningkatkan kompetesi Tenaga Kesehatannya (Nakes) agar lebih handal dan profesional di bidangnya, salah satunya dengan cara menggelar pelatihan Interpretasi Elektrokardiografi (EKG).

Kegiatan berlangsung dalam dua tahap dimana tahap ke pertama dilaksanakan pada Rabu dan Kamis (23-24 Feb 2024) dan dibuka oleh Kabid Penelitian dan Pengembangan SDM, Hajar Nur, di Aula Besar lantai 2 RSUD I Lagaligo.

Hadir sebagai fasilitator, dr. Nurhidayah, selaku dokter Spesialis Jantung pada RSUD I Lagaligo. Pelatihan interpertasi EKG tahap 1 ini diikuti 45 orang yang terdiri dari Dokter IGD, Perawat IGD, Perawat ICU, Perawat Kls 3 Interna dan Kepala Ruangan.

Kegiatan pelatihan lebih banyak diisi dengan pembekalan pengetahuan materi EKG dan materi keterampilan secara menyeluruh guna mengarah pada kompetensi yang akan dicapai oleh para peserta.

Untuk mencapai kompetensi tersebut, peserta akan diuji oleh fasilitator dengan menyelesaikan tugas baca, tanya jawab, diskusi kelompok, diskusi kasus, latihan, dan simulasi.

“Pelatihan Interpretasi EKG merupakan program yang mutlak diperlukan oleh setiap rumah sakit, oleh karenanya, setiap rumah sakit selalu berupaya meningkatkan kompetensi bagi seluruh petugasnya, salah satunya dalam hal interpertasi EKG,” ucap dr. Nurhidayah.

Sementara Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan RSU D I Lagaligo, Suhelmi Daras, mengatakan perlu adanya pelatihan pelatihan yang dapat memfokuskan seorang tenaga kesehatan pada keahliannya.

“Dalam hal ini, perawat dan bidan memiliki kewajiban untuk menyampaikan nilai kritis dari hasil perekaman EKG. Dengan mengikuti pelatihan EKG ini, perawat dan bidan akan mampu mengetahui segala kondisi yang dialami oleh pasien melalui hasil dari perekaman EKG tersebut,” kata Punarti, SKM, M.Tr.Adm.Kes selaku KaSi Keperawatan dan Kebidanan.

Fungsi EKG sendiri dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada arteri koroner. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang memberikan oksigen dan nutrisi untuk otot jantung. Jika pembuluh darah koroner menyempit atau tersumbat total akan menyebabkan serangan jantung koroner.

Dengan dilakukan perekaman EKG dapat ditemukan T inverted atau ST depresi jika otot jantung kekurangan oksigen, ST elevasi jika otot jantung tidak mendapatkan oksigen. Jika tidak segera diketahui dan dilakukan tatalaksana yang tepat dapat menyebabkan kematian dari otot jantung sehingga fungsi jantung menurun.

Pasien dapat dikatakan terkena serangan jantung koroner salah satunya didukung dari hasil perekaman EKG, karena dengan pemeriksaan EKG bisa menemukan tanda otot jantung kekurangan oksigen yang disebut otot jantung iskemik, atau tanda otot jantung arteri koronernya dalam keadaan tersumbat total.

Diakhir pembukaan kegiatan turut di sampaikan oleh KaSi Pengembangan SDM : Moh. Syihab J, S.Farm, M.Kes bahwa “Usai mengikuti pelatihan selanjutnya peserta mengikuti uji kompetensi Interpretasi Elektrokardiogram (EKG).

Apabila peserta lolos maka akan mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang tenaga kesehatan untuk menjalankan praktik yang terukur. Uji kompetensi dilakukan sebagai evaluasi untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta dalam kemampuan atau pemahaman pada konsep-konsep dasar EKG” terangnya.(*)